Aku lupa cara mendoakanmu, ketika kau memintanya untuk pertama kali, setelah sekian panjang hening yang dingin.
Aku pernah menyembunyikan doa-doa itu pada hembusan udara yang masuk lewat celah-celah jendela kamarku yang selalu kubuka setiap menulis cerita dan puisi yang kujanjikan akan kubacakan dalam setiap pesta perkawinanmu yang ke sekian.
Andai malam ini tak kudapat lagi doa-doa itu,
kau cukup percaya bahwa namamu kekal tertulis di samping deretan nama yang selalu kudoakan setiap dua November tiba.
Lokaria, tengah Malam, Oktober, 2015
saya suka yang ini.
BalasHapusromantis😅
BalasHapusDede, terbaik memang
BalasHapusManis eh
BalasHapus