Dua November

Aku lupa cara mendoakanmu, ketika kau memintanya untuk pertama kali, setelah sekian panjang hening yang dingin.

Aku pernah menyembunyikan doa-doa itu pada hembusan udara yang masuk lewat celah-celah jendela kamarku yang selalu kubuka setiap menulis cerita dan puisi yang kujanjikan akan kubacakan dalam setiap pesta perkawinanmu yang ke sekian.

Andai malam ini tak kudapat lagi doa-doa itu,

kau cukup percaya bahwa namamu kekal tertulis di samping deretan nama yang selalu kudoakan setiap dua November tiba.




Lokaria, tengah Malam, Oktober, 2015

4 komentar: