Sister In Danger (Diskusi Musikal Stop Kekerasan Seksual Terhadap Anak dan Perempuan)


Wajah indah alam, kekayaan budaya yang beragam, dan aneka keunggulan yang ada di bumi Flobamora seakan tercoreng dengan berbagai berita menyayat hati tentang masih tingginya tingkat kekerasan terhadap anak dan perempuan serta human trafficking di wilayah NTT tercinta ini. “NTT sebenarnya masuk peringkat tujuh nasional dalam angka kekerasan terhadap anak dan perempuan. Untuk Indonesia bagian timur, NTB peringkat satu dan NTT peringkat dua. Di Indonesia, dari tahun 2010-2014 sebanyak 35 perempuan setiap hari mengalami tindakan kekerasan”, demikian komentar M. Berkah Gamulya, player-manager Simponi Band ketika ditanya mengenai motivasi band ini mengadakan konser dan diskusi musikal bertajuk Sister In Danger di Aula St. Theresia Avila, SMAK Bhaktiyarsa Maumere. Konser dan diskusi musikal yang diadakan pada 16 September 2015 ini merupakan yang pertama dan pembukaan NTT-Maluku Tour 2015, dalam mengampanyekan penghentian kekerasan terhadap anak dan perempuan.

Keseluruhan NTT-Maluku Tour 2015 ini merupakan kerjasama antara Komnas Perempuan dan Anak Republik Indonesia, Aus Aid dan juga LSM-LSM bersama para aktivis lokal yang bergerak dalam bidang ini. Di Maumere, konser dan diskusi musikal Sister In Danger difasilitasi oleh Tim Relawan Untuk Kemanusiaan Flores (TRUK-F). Dalam diskusi ini hadir siswa-siswi dari kurang lebih 11 sekolah, mulai dari SMP hingga SMA, dan juga universitas serta sekolah tinggi yang ada di Kabupaten Sikka. Kegiatan ini dibuka oleh Bupati Sikka Drs. Yoseph Ansar Rera, melalui Asisten II Setda Sikka, Mauritius T. Da Cunha. Truk-F sendiri sudah lama bekerjasama dengan Komnas Perempuan dan Anak dalam meningkatkan perlindungan, pemeliharaan, dan kesejahteraan hak anak dan perempuan. Konser dan diskusi musikal ini merupakan suatu inovasi dalam mensosialisasikan misi mereka.

Secara spesifik, kegiatan ini memadukan penyuluhan dan penyampaian informasi, dialog interaktif, dengan diiringi musik juga penampilan lagu-lagu yang sesuai dengan tema pembicaraan. Tema-tema dan data-data dari berbagai lembaga penelitian disederhanakan kemudian disampaikan dengan cara yang mudah dipahami sambil diiringi musik dan sesekali bersama para peserta diskusi. Data yang dipresentasikan disediakan oleh tim dari pusat dan juga beberapa informasi, penyuluhan dari panitia lokal.

Heni Hungan, mewakili panitia lokal menjelaskan, “kampanye ini ingin memberikan pendidikan kepada para remaja yang menjadi sasaran, bagaimana remaja itu melihat kekerasan seksual ada dimana saja, dan mereka bisa menjadi target kekerasan. Sehingga dalam kampanye itu selain memberikan informasi tentang apa itu kekerasan seksual, dampak kekerasan seksual, bagaimana menghindari kekerasan itu sehingga tidak terjadi pada diri sendiri, juga memeberikan informasi tentang UU apa yang ada di Indonesia yang bisa memberikan perlindungan terhadap korban kekerasn seksual, dan ketika sudah menjadi korban kemana mereka bisa merujuk, serta memeberikan pemahaman kepada masyarakat, mengajak publik khususnya para remaja supaya mereka bisa lebih bersikap solider kepada teman mereka, kepada keluarga mereka yang menjadi korban kekerasan.”

Sindikat Musik Penghuni Bumi (Simponi Band) berdiri sejak 2010, bertepatan dengan peringatan 82 sumpah pemuda. Band ini didirikan untuk misi pendidikan lewat media musik atas inisiatif beberapa aktivis dan juga seniman yang memiliki kepedulian terhadap masalah-masalah sosial-politik kemanusiaan dan juga isu-isu pelestarian lingkungan. Mereka mengakui diri sebagai enam lelaki penakut yang takut jika ibu, saudari, sahabat, pacar, atau istri mereka menjadi korban kekerasan seksual, karena itulah isu ini yang paling kuat merka gaungkan dan edukasikan ke publik. Selama lima tahun ini mereka sudah turun melakukan konser dan diskusi musikal di 63 kota, 209 sekolah dan kampus menjumpai sedikitnya 42.000 pelajar dan mahasiswa.

Dalam NTT-Maluku Tour 2015 kota ini, Simponi Band mengadakan konser dan diskusi musikal di tujuh kota mulai tanggal 16-29 September 2015. Setelah Maumere sebagai pembuka seluruh rangkaian tur, Simponi Band juga mengunjungi Kupang (21/9), Soe (22/9), Kefamenanu (23/9), Ambon (26/9), SBB Kalratu (28/9), dan Saparua (29/9).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar